<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/4579844532224965818?origin\x3dhttp://justthewaynanat.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
R.A.T.N.A;
Muse
Specs
Way Out
Credits
+ follow Dashboard
KOTAK MERAH UNTUK LUNA
Minggu, 28 April 201303.02



Tuhan bila masih ku diberi kesempatan, izinkan aku untuk mencintainya…..
Namun bila waktuku telah habis dengannya, biar cinta hidup ‘tuk skali ini saja….
***
“Aduh lun…tolongin aku lun…!!!” seru seseorang pada gadis di depannya
“Agung… kenapa..??” tanyanya khawatir
“Kaki aku gabisa digerakin ,lun..”
“Kamu habis jatuh ya..? sini aku bantuin, mana tangan kamu.!” Lunapun membantu Agung berdiri dan mengantarnya sampai depan rumah.
“Eh lun, sampe sini aja deh, malu tau.”pintanya
“Aduh..gapapa, lagian kaki kamu masih sakit kan”
“Ih, siapa bilang” serunya seraya berlari masuk ke dalam rumah disusul seringai bahagianya karena telah sukses menjahili Luna.
Luna terdiam membeku di halaman rumah Agung. Kemudian ……. “ Agung…..!!! Aku bilangin sama Mama…!!!” teriakannya menggema seantero kompleks.
                Itulah mereka, Agung Putra Mahardika dan Aluna Raya Permadi. 2 bocah yang baru menginjak usia 10 tahun, dan 10 tahun pula mereka bersahabat. Namun hidup mereka lebih banyak diisi dengan bertengkar. Agung yang super jahil, sedang Luna yang polos dan tetap setia walau hidup diiringi kejahilan Agung.
                Hari ini Luna diundang ke Rumah Agung untuk melihat Rumah Pohon yang baru saja dibuatkan oleh ayahnya sebagai hadiah kenaikan kelasnya.
“Lun, aku cuman ajak kamu aja loh buat main ke sini” katanya
 “Oh ya..?” jawab Luna datar
“Iya… aku baik ‘kan sama kamu !!!” serunya bangga.
“Biasa aja, eh gung aku mau naik” pinta Luna
“Gak boleh.! Kan aku bilangnya cuman liat, ga pake naik.”
“Biarin” serunya tak peduli.
Luna berjalan mendahului Agung dan segera naik menuju rumah pohon milik Agung. Agung segera mengikutinya.
“Wah… disini pemandangnnnya indah banget..kamar aku kelihatan loh..!” seru Luna
“Iyalah,ayahku gitu loh..!!” tegasnya bangga. Jelas saja ayahnya memang seorang arsitek, lihat saja rumahya bagai istana. Bahkan rumah pohon saja dibuat secara matang.
                Kini mereka duduk di sisi rumah pohon setelah lelah melihat-lihat. Sekilas luna melihat nama Agung terpampang jelas di sudut rumah pohonnya.
“Eh,Gung… nama kamu itu artinya besar ,yah?”tanyaLuna.
“Iya,tapi aku gak mau cuman jadi orang yang besar dan hebat, aku pingin jadi orang berjiwa besar juga. Jadi aku bisa hidup atas namaku sepenuhnya.” Jelasnya bangga.
“Oh, gitu ya.. eh tau gak gung, tanggal sama bulan lahir kita hampir sama loh,kalo kamu kan tanggal 9 bulan 6, kalo aku tanggal 6 bulan 9. Hampir sama ‘kan?”jelasnya. Tapi Agung hanya terdiam. Luna tidak menyadari bahwa sedari tadi Agung memperhatikannya.
“Kamu cantik,Lun.” Katanya singkat. Pipi Luna bersemu merah.ia tersipu malu. Lalu kekehan kecil terdengar.
“Gampang banget yah bikin pipi kamu merah.!!” Serunya sembari bergegas turun.
“Agung..!!! aku bilangin Mamaaaaa..!!” teriaknya.
***

6 tahun berlalu…..
                Kini mereka sedang mempersiapkan kelulusan SMP mereka. Besok malam mereka akan menghadiri Prom Night SMP Permata.
                Luna sedang mematutkan diri di depan cermin. Ia mendapati bayangan dirinya dengan gaun peach yang ia persiapkan untuk Prom Night besok. ‘Cantik’, katanya. Tiba tiba handphonenya bergetar.
From : Agung BF
            Lun, besok aku mau ngomong sama kamu sepulang Prom Night, kita ketemu di taman kompleks. See ya!
Luna membalasnya secepat kilat membuat handphone Agung bergetar.
From : Aluna BF
            Ok. J
Balasan luna cukup membuat Agung lega.
“Besok akan menjadi hari terindah.” Gumamnya.
***
Malam ini sungguh meriah di Aula SMP Permata. Agung datang sendirian malam ini. Panitia memang tidak mengharuskan mereka berpasangan. Ia terlihat tampan dengan kemeja merahnya.
                Disisi lain Mobil Sport  berwarna Biru Metalik berhenti didepan rumah Luna. Mendengar suara deru mobil,Luna segera keluar rumah setelah berpamitan dengan orangtuanya. Ia mendapati seorang cowok dengan kemeja birunya berdiri di depan mobil sportnya.  Dia tak lain adalan Adit yang telah mengajaknya datang besama ke PromNight kemarin.
“Udah lama,Dit,??” Tanya Luna
“Luna… kamu cantik banget.” Pujinya saat melihat Luna
“Makasih..” jawabnya malu malu
“Ayo kita berangkat” ajaknya sambil membukakan pintu untuk Luna.
                Diperjalanan, Adit tiba tiba mengatakan hal yang tidak terduga pada Luna. Ia menyatakan cinta yang segera Luna sambut dengan anggukan padanya, pada Aditya Nugraha yang ia kagumi sejak 3 tahun lalu.
                Sementara di aula SMA Permata, Agung resah menunggu Luna. Menunggu gadis yang selama ini ia kagumi, ia cintai. Dan malam ini ia akan menyatakannya pada sang pujaan hati.
                Tiba tiba mobil biru metalik melaju di depannya. Detak jantungnya seakan berhenti mendapati Luna dan Adit keluar dari mobil itu. Luna Nampak cantik dengan rambutnya yang tergerai di bahu. ‘Tapi bukankah ia selalu cantik’,pikir Agung.
                Malam ini sungguh membosankan bagi Agung. Ia memilih pulang lebih awal dan menunggu Luna di taman kompleks. Sementara Luna mencari Agung di kerumunan PromNight, namun tak terlihat sama sekali batang hidungnya. Sampai acara malam itu berakhir.
                Kini Agung tengah duduk di ayunan taman,tempat favoritnya dan Luna sejak kecil. Sudah 2 jam ia menunggu hingga kepalanya terasa pening dan berat sekali. Namun ia segera berusaha bertahan saat melihat mobil biru metalik berhenti. Ia tau pasti itu Luna. Luna segera turun dan mendekati Agung.
“Agung, aku cari cari kamu, kamu ngga ikut Prom?”Tanya Luna.
“Oh ya? Bukannya kamu yang sibuk sendiri sama Adit.??”tuduhnya
                Luna tak menjawab,ia memang sibuk dengan Adit,kini ia kekasihnya.
“Aku mau bicara lun..” mulai Agung yang kemudian menjelaskan semua perasaannya pada Luna. Luna membeku. Sesaat ia bingung bagaimana harus menjawab. Lalu ia mengambil nafas panjang.
“Agung…maaf..”
“Adit.” gumam Agung singkat
“Jangan salahkan Adit.! Aku sudah menunggumu bertahun tahun, tapi apa? Kamu nggak punya cukup keberanian.” Tegasnya seraya berlalu meninggalkan Agung. Airmata mengalir dari pelupuk matanya. Tiba tiba, Brukk.. Luna mendengar suara di belakangnya,saat ia melihat, ia mendapati Agung terjatuh tak sadarkan diri, darah mengalir dari hidungnya.
“Aku nggak akan tertipu lagi,Agung.!”Ia pergi meninggalkan Agung, namun tak ada respon. Jangan-jangan..”Agung..!!” teriaknya histeris.
***
                3 hari sudah ia tak sadarkan diri. Luna merelakan liburannya untuk menjaga Agung di Rumah Sakit. Tapi hari ini ia harus melihat pengumuman penrimaan siswa di SMA favoritnya. Dan ia memang diterima, setelah itu ia diharuskan mengisi formulir-formulir dan mencari bahan bahan untuk MOS sampai berakhir jam3 sore.
                Ia berencana memberi kejutan pada orang tuanya,namun sesampainya di rumah ia malah terkejut saat melihat bendera kuning terpampang di depan rumah Agung. Saat itu juga bumi terasa berhenti berputar. Dan.. terasa gelap..ia jatuh pingsan, yang terakhir ia dengar hanya suara mamanya memanggilnya.
                Setelah siuman ia langsung melompat dari ranjangnya dan berlari keluar. Berharap tadi hanyalah mimpi buruk semata. Tapi nihil..ia masih bisa melihat jelas bendera kuning itu di rumah Agung. Ia duduk tersungkur di depan pintu. Tetesan air mata mengalirderas dari pelupuk matanya.
“Ini pasti mimpi..!!!!!!!!!!!!” gumamnya terisak.
“Luna, kamu harus kuat,sayang. Ayo kita masuk” bujuk mamanya sembari membantunya berdiri. Kini ia terduduk di sofa, mamanya menyodorkan sebuah kotak merah marun dengan dua surat senada di atasnya.’Apa ini?’pikirnya
“Itu dari Agung, ia ngin kamu menyimpannya.” Kata mamanya seakan dapat membaca pikiran Luna.
***
                Kini luna terduduk di kamarnya menghadap rumah pohon Agung. Ia teringat akan surat dan kotak pemberian Agung dan mengambilnya dari  laci. Ia menatap nanar benda benda tersebut , dan kemudian membaca amplop surat itu.  pertama bertuliskan ‘Hari ini’. Amplop kedua bertuliskan ‘Saat kau temukan pendamping hidupm’. Luna kemudian membuka kotak di depannya. Ternyata isinya puluhan surat lainnya yang Agung tulis. Namun hanya 4 surat yang berwarna merah marun. Luna membuka 4 surat itu berurutan.
                Surat pertama tanggal 6 September 2007.
Untuk Luna
                Luna, selamat ulang tahun. Aku ingin memberimu mawar ini, tapi aku malu. Jadi aku simpan. Tapi ternyata layu. Aku juga buatin gambar pelangi buat kamu lun, soalnya kamu selalu bilang yang lukis pelangi itu aku. Hihiy J
Agung
Di belakangnya terselip sekuntum mawar yang sudah layu dan usang. Juga selembar kertas dengan gambar pelangi. Luna tersenyum membacanya. Tapi matanya kini menjadi panas. Ia membuka surat kedua. Disana tertulis tanggal 20 Juni 2007.
Untuk Luna,
                Hari ini ayah membuatkanku rumah pohon,Lun. Aku meminta agar menghadap ke kamarmu agar aku selalu bisa memata-mataimu setiap hari ..hihihiyy.. Tapi tenang aja, aku akan kasih kuncinya satu untukmu suatu saat nanti. J
Agung
                Di dalamnya terdapat kunci kecil dengan gantungan AA. Agung dan Aluna. Luna ingat persis keesokan harinya Agung mengundangnya datang ke rumah pohonnya. Air mata Luna memaksa untuk keluar,sekarang ia membuka surat ketiga, tanggal 9 Mei 2008.
Untuk Luna,
                Habis ini kita lulus lun, aku udah nabung. Biar nanti kalo kita SMP aku bisa beliin sesuatu buat kamu. Tapi dapetnya cuman dikit. Jangan minta yang mahal mahal ya lun. Tapi tenang aja, kalo nanti kita menikah aku beliin apa aja buat kamu.hihiyy
Agung
                Kini air mata mengalir deras dari mata Luna. Ia mengambil beberapa lembar uang 500 kertas yang kini sudah jarang beredar dan banyak lembaran 100 rupiah didalamnya. Dan kini ia membuka surat keempat tanggal 9 Juni 2010. Saat ulang tahun Agung.
Untuk Luna
                Lun, kenapa kamu berubah, sejak mengenal Adit kamu suka sekali membicarakannya di depanku. Sampai ulang tahunku saja kamu lupa. Kini aku akan berhenti berharap,Lun.
Agung
                Di belakangnya terselip kalung dngan lambang AA. ‘Astaga… kenapa aku bodoh sekali?’ Pikir Luna. Ia tak kuasa menahan air mata, kini ia terisak. Ia mencoba membuka surat dengan amplop bertuliskan ’Hari Ini’
Dear Luna,
                Lun, aku yakin hari ini kamu pasti diterima di sekolah favorit kamu. Selamat ya. Lun, aku rasa waktu aku sudah dekat. Kamu jaga diri baik baik ya kalau aku ngga ada. Jangan jadi anak cengeng..!! sering sering main ke rumah pohon ya. Aku sayang kamu…
Agung.
“Aku juga sayang kamu,Gung..” gumamnya.
***
                Hari ini hari libur. Luna memutuskan bermain ke rumah pohon Agung. Setelah ia meminta izin pada orangtua Agung ia segera memanjatnya. Setelah sampai diatas ia merasa membeku. Ia mendapati foto-fotonya dari bayi hingga dewasa tertempel di seluruh dinding. Juga semua benda benda kenangan mereka berdua. Luna terduduk di sudutnya,’apa yang sudah aku lakukan?’ Fikirnya. Disana juga terdapat teropong yang terpasang menghadap kamar Luna. Ia bisa melihat detail kamarnya dengan alat itu. Disana Luna bisa merasakan aroma tubuh Agung. Air mata mencoba melewati pelupuk matanya. Tapi segera ia tahan. Agung tidak menyukai ia menjadi anak cengeng. Kini setiap merindukannya, Luna akan pergi dan berlama lama di rumah pohon untuk melepas rindunya.
***
10 tahun sejak kepergian Agung…
                Luna mematutkan diri didepan cermin. Ia terlihat cantik dengan gaun putihnya. Sebentar lagi ia akan menjadi seorang istri. Tapi selama ini ia masih belum bisa melupakan sosok Agung difikirannya, juga dihatinya. Kini saatnya ia membuka surat terakhir dari Agung. ‘Saat kau temukan pendamping hidupmu’. Luna membukanya, seketika cairan bening keluar dari pelupuk matanya saat ia membacanya.
Dear Luna
BERBAHAGIALAH UNTUKKU
Agung.
“Aku akan bahagia untukmu” gumamnya. Kini ia harus melanjutkan hidupnya tanpa Agung. Dengan kebahagiaan…..