<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/4579844532224965818?origin\x3dhttp://justthewaynanat.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
R.A.T.N.A;
Muse
Specs
Way Out
Credits
+ follow Dashboard
Catatan Kecil dari Bintang
Senin, 01 Juli 201303.17


Mungkin bunga itu indah..
Tapi, bukankah bintang lebih indah.?
Namun bunga memang terlalu cantik untuk dilewatkan... :’)
 
Dulu kau pernah mengagumi  bintang. Saat bintang mulai bersinar terang. Saat kau terperangkap diantara celah kosong. Yang ada hanyalah gelap. Tapi bintang memberimu harapan. Bintang memberi secercah cahaya. Kau mulai jatuh cinta pada Bintang, bahkan Bintangpun tidak tahu apa itu cinta. Bintang selalu sibuk dengan sinarnya. Kaupun sempat iri terhadap Bulan. Bulan selalu berada di samping Bintang. Bulan selalu tau bagaimana cara menjaga Bintang sehingga Bintang enggan lepas dari Bulan. Semakin hari Bintang semakin terasa dekat denganmu. Kaupun memberanikan diri untuk berusaha menjaganya dan satu satunya jalan adalah dengan menjadi Bulan. Bintang semakin terlihat bersinar saat kau menjadi Bulan. Perlahan namun pasti kau mencoba menyentuh Bintang. Namun Bintang menepis. Bintang tak ingin kau menjadi Bulan. Ia lebih menyukai kanu menjadi dirimu sendiri. Semakin hari Bintang terasa semakin menjauh darimu. Sekalipun kau masih menjadi Bulan. Kaupun meyerah, kau akan menjadi dirimu yang dulu, berhenti menjadi Bulan dan melepaskan harapan. Tapi sekalipun Bintang sempat marah padamu ia tetap bersedia menerangimu. Bersedia menemani hari harimu walaupun tak seterang lalu. Sampai tiba suatu saat dimana ketika kau terbangun kau mendapati dirimu di dunia lainnya. Disana kau menemukan mata air.Menemukan hamparan tanah luas.Seiring berjalannya waktu ,kau menemukan hal baru lainnya. Kau menemukan pohon, kau menemukan rumput, belukar,kupu kupu, dan... Bunga. Bintang kini tidak sekalipun terlintas di benakmu. Ia tetap sendiri di sudut lain. Kau sangat menyukai dunia barumu. Sesekali kau melihat sinar bintang menembus duniamu. Tapi kau hanya melihatnya sekilas dan kembali pada duniamu. Kini bintang benar benar sendiri. Bintang berusaha melewati duniamu. Namun terlalu banyak Bunga yang membatasi. Bintang kini resah. Sementara di sudut lain kau bersenang senang dengan Bunga. Bahkan kau sempat pula jatuh cinta pada embun, pada kupu kupu, dan pada Bunga lainnya. Mungkin bunga itu indah..Tapi, bukankah bintang lebih indah.? Namun bunga memang terlalu cantik untuk dilewatkan... . Bintang selalu setia menerangimu walau terkadang ia redup. Ia akan selalu bersinar hingga suatu saat ia lelah karena tiada satupun yang meluangkan waktu untuk melihatnya setelah sekian lama. Sementara Bunga, kau akan lebih mudah untuk menikmati Bunga walau hanya sekejab kemudian layu.
Apakah suatu pengorbanan panjang akan redup karena sebuah keindahan singkat.??